Our Blog

Berbekal 50-an Milyar, Tokoh Tionghoa Kep. Babel, A Hok, Mantan Bupati Babeltim Berambisi Jadi Gubernur Sumut

Menjadi pengusaha saja ternyata tidak cukup untuk bisa ikut menyejahterakan rakyat. Ir Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok pun banting setir mencalonkan diri sebagai Bupati. Tekad kuatnya ingin membangun Kabupaten Belitung Timur, menggiring lulusan Geologi ini menjadi orang etnis Tionghoa pertama di Indonesia yang terpilih menjadi Bupati. Gebrakan perdananya pun tak tanggung-tanggung, biaya pendidikan SD hingga SMA gratis. Ia pun memotong sebagian besar tunjangan jabatannya guna menambah subsidi menggratiskan biaya pengobatan masyarakat.

Lelaki muda kelahiran Manggaran, Belitung Timur, Bangka Belitung, Juni 1966, memang memiliki ambisi kuat untuk selalu peduli pada kesejahteraan rakyat. Meski warga keturunan Tionghoa, jiwa nasionalisnya tumbuh seiring didikan keluarga yang ditanamkan sejak kecil. Tak heran bila teman-teman terdekatnya menjuluki Ahok – demikian dia biasa disapa - “dobel minoritas”. Karena sebagian waktunya banyak difokuskan untuk membela kepentingan rakyat.
“Dulu sebagai pengusaha saya sombong. Saya pikir, dengan menjadi pengusaha bisa menyejahterakan rakyat. Ternyata dengan keuntungan Rp 1 miliar pun bantuan yang dapat diberikan sifatnya masih terbatas,” cetus bapak yang sedang menunggu kelahiran anak ketiganya dari hasil buah cintanya dengan Veronica, wanita yang dinikahi sejak 6 September 1997 lalu.
Mengikuti saran ayahnya, ia pun kemudian masuk DPRD melalui Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). “Kamu cocoknya jadi pejabat. Karena pengusaha mau pikirkan rakyat banyak, itu tidak mungkin,” kata Basuki mengutip pesan ayahnya.
Impiannya menjadi pejabat terwujud. Pada 3 Agustus 2005, anak pertama dari lima bersaudara pasangan Kim Nam dan Bun Nen Caw ini terpilih menjadi Bupati Belitung Timur melalui pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung.
Meski berangkat dari dua koalisi partai gurem yaitu Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK), Basuki yang berpasangan dengan Khairul Efendi berhasil mengalahkan Partai Bulan Bintang, Partai Golongan Karya dan Partai Persatuan Pembangunan melalui ajang pemilihan yang positif tanpa dibarengi keributan.
Kemenangan Basuki dalam merebut simpati rakyat sesungguhnya merupakan ujian. Bahkan menurut salah seorang pengamat budaya Bangka Belitung, Nurhayat Arif Permana seperti dikutip dari Tempo Interaktif, kemenangan Basuki didukung oleh figurnya yang kuat, apalagi usianya sangat muda.
“Orang Belitung Timur sudah tidak memikirkan lagi berasal dari mana dan etnis mana. Yang jelas, rakyat ingin perubahan. Jika sukses dalam pemerintahannya, maka dia akan dikenang. Tapi sebaliknya jika gagal, mata orang akan berimbas kepada kelompoknya dan tokoh politis Tionghoa lainnya,” ujar Nurhayat.
Kabupaten Belitung Timur yang merupakan pengembangan dari Kabupaten Tanjang Pandan dan memiliki lebar pulau hanya 79 km ini sebenarnya hanya dihuni sekitar 4,7 % penduduk etnis tionghoa dari 89.000 penduduk. Oleh karena itu, saat Basuki mencalonkan diri sebagai Bupati, dia hanya mengusung tema, “Beri Kami Kesempatan”.
Memiliki visi menghasilkan manusia tangguh dengan memberdayakan sumber daya alam yang terbatas, Basuki pun menggelar empat langkah yang menjadi landasan perjuangannya. Pertama, birokrat harus professional, jujur dan berwibawa. Kedua, masyarakat harus mendapat jaminan pendidikan dan kesehatan. Ketiga, galakkan UKM. Keempat, menjadikan Belitung Timur sebagai kawasan ekspor CPO.

Pukul rata
Menurut Basuki, setiap orang meski dari golongan menengah sekalipun suatu saat bisa miskin. Itu sebabnya, yang penting dilakukan adalah bagaimana menahan laju kemiskinan. Upaya ini hanya bisa dilakukan dengan “pukul rata” semua lapisan masyarakat, tanpa membedakan status sosial masyarakat dalam mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan secara cuma-cuma.
Gebrakan perdananya yang dilakukan adalah menggratiskan biaya pendidikan SD, SMP hingga SMA. Sebagaimana yang dicanangkan pemerintah pusat untuk program Wajib Belajar 9 tahun, Biaya Operasional Sekolah (BOS) dari SD – SMP diberikan secara gratis. Dalam rangkaian itu, Ahok mencari cara agar biaya pendidikan SMA pun ikut gratis.
Triknya, ia pun melakukan deal dengan para guru. “Dulu, dana BOS banyak dialihkan untuk pembuatan pagar sekolah. Lalu, saya sarankan kepada mereka, dana untuk pagar alihkan ke kami. Supaya mereka bisa full memikirkan baju paket dan biaya pendidikan gratis.”
Di bidang kesehatan, Basuki memotong sebagian besar tunjangan jabatannya guna menambah subsidi menggratiskan biaya pengobatan masyarakat. Pengobatan gratis dilakukan di Puskesmas sampai rumah sakit di Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan cara itu, pasien puskemas meningkat sampai 300 persen dari 20 orang menjadi 60 orang per hari.
Penggratisan biaya kesehatan ini ungkap Basuki dilakukan dengan mengasuransikan seluruh rakyatnya ke PT Asuransi Kesehatan (Askes) sejak 1 Maret 2006 lalu. Pemerintah membayar Rp 3 milir per tahun ke PT Askes untuk menanggung biaya pengobatan 50.000 orang dari 89.000 warga Belitung Timur. Adapun 39.000 warga lainnya sudah terasuransikan di PT Askes karena termasuk keluarga pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI.
Sebelumnya, dengan mencanangkan pendidikan dan pengobatan gratis memakan jumlah uang yang cukup besar. Sebagai kabupaten baru, mayoritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Belitung Timur yang nilainya Rp 236 miliar digunakan untuk pengeluaran rutin pegawai. Untuk memenuhi anggaran itu, Basuki melakukan efisiensi anggaran.
“Saya potong anggaran perjalanan dinas bupati dan wakil bupati dari sekitar Rp 700 juta menjadi Rp 300 juta per tahun. Tunjangan transport juga dipotong. Lebih baik saya jarang ke Jakarta berkonsultasi dengan Dirjen dan DPR RI daripada rakyat menunda pengobatan karena tak mampu membayar puskesmas,” ujar Basuki saat ditemui disela acara Rakernas Keluarga Berencana di Jakarta beberapa waktu lalu.
Berani potong kompas biar rakyatnya tidak kelaparan, merupakan benteng pertahanan Basuki demi mengemban amanah rakyat yang dipilih oleh rakyat. “Ikan yang ikut arus pasti ikan mati, ikan hidup pasti lawan arus, ikan yang terbangin arus itu ikan salmon. Kalau mau jadi ikan mahal, jadilah ikan salmon, harus bisa meloncat,” cetus Basuki mengungkap filosof hidupnya. Selamat! RW/H.Nur

BUPATI BELITUNG TIMUR

A.Indentitas

Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM
Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
Tanggal lahir : 29 Juni 1966
Agama : Kristen Protestan
Nama Istri : Veronica, ST
Nama anak pertama : Nicholas
Nama anak kedua : Nathania
Nama anak ketiga : Daud Albeenner
Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
Nama ibu : Buniarti Ningsih

B. Perjalanan karier
Ir Basuki T Purnama, MM yang akrab disapa oleh Ahok melewatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti.
Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung--menetap di Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan PT Timah.
Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.
Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).
Sukses menjadi pengusaha, tak lantas membuat Basuki puas akan kariernya. Di era reformasi tepatnya tahun 2004 ia tertarik terjun kedunia politik dan bergabung dibawah bendera Partai PIB sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur . Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Tidak hanya berhenti disitu, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Basuki berpasangan dengan Kahirul Effendi, BSc dari Partai PNBK ikut dalam Balon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen mengantarkan pasangan ini menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.
Perlu diketahui, selain menjadi pengusaha, Basuki juga merupakan pengurus beberapa yayasan sosial dan keagamaan di Jakarta dari tahun 1993 sampai dengan 2004.

C. Visi dan Misi
Dalam kepemimpinannya, Bupati Belitung Timur Ir Basuki T Purnama, MM memiliki visi, misi dan program sebagai pijakan dan kinerja dalam melaksanakan tugasnya untuk mengisi pembangunan dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Belitung Timur yang notabene baru dimekar.
Adapun visi dari Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 ini adalah Menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dengan memberdayakan Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Belitung Timur.
Dalam memperjuangkan visi tersebut Ir Basuki T Purnama, MM mewujudkannya dalam lima aspek misi serta memberikan kebijakan-kebijakan, strategi pembangunan dan agenda program yang akan ditempuh oleh Pemda Kabupaten Belitung Timur.
Kelima aspek misi tersebut sebagai berikut :
1. Menjadikan pemerintah daerah yang profesional, jujur dan berwibawa dimata rakyat.
2. Memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat.
3. Menciptakan wiraswasta-wiraswasta skala kecil dan menengah.
4. Menjadikan kabupaten Belitung Timur sebagai kawasan industri, pariwisata dan kelautan-perikanan secara terpadu.
5. Mengelola sumber daya alam dengan konsep jangka panjang dan berwawasan lingkungan.

Sejak resmi menjabat Bupati Belitung Timur (pelantikan tanggal 3 Agustus 2005-red), Ir Basuki T Purnama, MM telah berupaya merealisasikan misi-misi yang tersebut diatas. Diantaranya adalah menjadikan pemerintah daerah yang profesional, jujur dan berwibawa di mata rakyat, ini terlihat dengan sudah adanya perbedaan paradigma dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya di lingkungan pemerintah daerah khususnya Pegawai Negeri Sipil seperti lebih displin dalam kerja, dan lain sebagainya.
Sebagai wujud memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan bagi seluruh rakyat, Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung meng-ASKES-kan masyarakat Belitung Timur dengan demikian seluruh masyarakat yang ber-KTP Belitung Timur dapat berobat secara gratis. Untuk pendidikan, Pemerintah Daerah memberikan subsidi uang sekolah dari SD hingga SMU termasuk juga buku cetak dipinjamkan kepada siswa.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Belitung Timur, pemerintah daerah memberikan bantuan-bantuan sosial seperti bantuan rumah layak huni bagi keluarga kurang mampu dengan menggerakkan sektor riil.
Pemerintah daerah juga memberikan bantuan uang sebesar Rp 500.000 untuk penduduk yang meninggal dunia dengan ketentuan membuat akte kematian.
Untuk misi yang ketiga, pemerintah daerah mengusahakan perkebunan sawit rakyat dengan mendatangkan investor kebun kelapa sawit dengan sistem plasma yang dominan dan . Tidak hanya itu untuk misi yang ketiga ini Pemda kepada usaha skala kecil dan menengah memberikan bantuan dana bergulir seperti PEPM (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir).
Sedangkan untuk misi yang keempat, Pemda memfaatkan Kawasan Industri Air Kelik (KIAK) yang berada di Desa Air Kelik sebagai pusat kawasan industri hilir dari minyak sawit (CPO) dan pusat penyimpanan dan distribusi minyak sawit (CPO) hasil seluruh pabrik di Belitung ke seluruh dunia melalui pelabuhan Tanjung Keluang bekerjasama dengan PT Stelindo Wahana Perkasa (SWP).
Untuk mewujudkan misi yang kelima ini maka diperlukan pencapaian keempat misi sebelumnya, hal ini disebabkan kesulitan yang paling besar adalah mengatasi penambangan timah-timah secara liar oleh rakyat.

P-SOLAM Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.